Ibu Eva Djuliawati berkisah tentang peristiwa ketika beliau bersama anak lelaki (bungsunya) membeli bubur. Judul asli tulisan yang dibagikan di grup WA RVL adalah "Di Tukang Bubur".
Tulisannya di sini sudah admin sunting tata tulisnya.
Di Tukang Bubur
Oleh: Eva Dj /Bunda 5R
"Rafa, mau ikut beli bubur?" tanya suamiku kepada si bungsu kami.
"Tunggu ayah, Rafa cari sandal dulu," jawab Rafa sambil berlari menyusul ayahnya yang sedang berjalan menyusuri jalan Raya Gading Tutuka, tempat penjual bubur berjejer dengan berbagai cita rasa yang berbeda-beda dari ujung jalan raya Soreang yang menuju pintu tol Soroja (Soreang Pasir Koja) dan berakhir di Jalan Raya Soreang - Banjaran, sekitar 1 kilometer kurang lebih.
Sekitar sepuluh menit kemudian kami sampai di sebuah tempat penjual bubur langganan kami yang juga dulunya salah seorang murid suamiku.
Ketika sedang menikmati bubur, ada tiga wisatawan asing keluar dari sebuah mini market di sebelah tempat kami makan bubur. Mereka adalah seorang ibu bersama dua orang anaknya, seorang laki laki muda dan seorang remaja perempuan.
Mereka masing masing memegang sekaleng kecil kopi sambil melihat dan mencari cari sesuatu di antara orang-orang yang sedang berjualan di sekitar kami. Mereka penjual roti bakar, gorengan, bubur ayam, dan lain sebagainya.
Ketiga orang asing itu berjalan menjauhi kami tanpa sempat kami tanya.Tetapi tidak lama kemudian, mereka berbalik kembali dengan masih mencari sesuatu.
Saya berinisiatif bertanya," Excuse me, what are you looking for, Sir?"
"Breakfast." Si pemuda itu menjawab.
Kemudian dia bertanya lagi, "What is it?" Tanyanya lagi sambil menunjuk gerobak bubur di depannya.
"It's chicken poridge," jawab saya lagi.
"How much does it?" Si remaja perempuan menambahkan.
"It's ten thousand for a bowl of chicken poridge with a boiled egg," Saya menambahkan, membantu penjual bubur menjelaskan jualannya pada ketiga wisatawan tersebut.
"OK, we want three bowls," jawab si ibu kedua anak tersebut.
"Please sit down here," saya mempersilahkan mereka.
"Where do you come from, Mom?" tanyaku lagi pada ibu tersebut.
"We are from Rumania." Beliau menambahkan lagi.
Karena kami sudah selesai. Kami pamit pada penjual bubur sambil memberitahukan apa yang diinginkan oleh mereka.Tetapi sebelum kami keluar dari tempat itu, wisatawan laki laki bertanya lagi, "What is the Indonesian word for this chicken poridge?"
Saya menjelaskan lagi, "Bubur Ayam, because we add some slices of fried chicken as the topping."
"Oh, I see. My sister is a vegetarian, so please don't put it on her poridge," tambah pemuda itu.
Saya menambahkan informasi tersebut ke penjual bubur. Kemudian kami pamit.
"See you."
Bagaimana cerita di atas menurut Anda?

Tidak ada komentar: