Pentigraf Kiriman Bu Telly Daswatia

Sabtu (9/3/2024), saya mendapat kiriman tulisan melalui pesan WA. Pesan itu berasal dari sahabat di grup WA RVL.

Beliau, sering menulis Pentigraf. Tuisan pentigraf yang ia pelajari, baik dari sang Penggagas (ProfTengsoe) maupun teman-teman literasi lainnya seperti Cak Har atau Cak Inin.

Beliau tahu saya suka, meskipun tidak pandai menulis pentigraf, bu Telly mengirimkan pentigraf kepada saya. Berikut saya cuplikkan tulisan kiriman beliau. 

Mencari Mirna

Aku mencari Mirna, teman SMP yang sering melongok ke arah jendela kelasku, persis tempat aku duduk di situ. Ah, ini sebenarnya kenangan kebodohanku. Mirna di Kelas C, aku kelas D. Tiap-tiap kali Mirna mengambil presensi atau kapur tulis ke TU, ia melintas samping kelasku. Lantas melongok ke jendela rendah yang terbuka tempat aku duduk di baliknya. Tersenyum, lantas berlari kecil pergi. Ketika aku SMA dan lantas kuliah, aku menyesalinya; mestinya, saat-saat itu, aku pamit ke guru, pergi ke kamar kecil, tetapi berbelok ke kantor TU; memburui aroma lembut deterjen pada baju putihnya, atau melirik ke arah senyumnya.

“Mirna sempat masuk biara. Jadi suster. Ia tekun, cerdas, penuh semangat dalam pelayanan dan doa. Tetapi lantas keluar demi dua keponakannya,” kata Suster Rosa, mantan pimpinan komunitas tempat Mirna pernah berkarya. Kakaknya, meninggal karena kanker darah. Anaknya umur enam bulan dan dua tahun. Mirna memilih menjaga dan merawat dua makhluk mungil itu dari pada menemani Tuhan dalam nyanyian dan doa-doa. Ia menikahkan dirinya pada kakak iparnya yang kemudian juga menyusul istri pertamanya karena ikut tersapu badai Covid-19 dengan komorbidnya.

Jelang sore, di kota Mirna, aku meniatkan diri berkunjung ke rumahnya selepas talkshow radio promo buku terbaruku. Di balik kaca studio sejumlah anak remaja menantiku dengan penuh semangat. Setiap tangan mengacungkan buku ke arahku. Aku meraba balpoin di kantung baju. Tetapi pandangaku malah menemukan wajah sedikit sayu, dengan tangan tanpa buku, menatap ke arahku sedikit ragu. Mirna; batinku. Dalam sekejap aku menerobos sela-sela tubuh wangi para remaja, segera berada di dekatnya. Tangan kiriku telah meraih dan menarik dan merapatkan pundak kurusnya ke pundakku. Anak-anak remaja itu terdiam menatap ke arah kami. Aku menyambar satu buku dari tangan mereka, menunjukkan sampul depannya, dan menunjukkan siapa orang di sampingku yang sedikit tertunduk. “Ini Mirna,” kataku. Sejumlah remaja melihat sampul buku mereka masing-masing. Di situ tertulis, “Mencari Mirna dalam Untaian Doa – Sebuah Kumpulan Cerita.” Lalu terdengar tepuk tangan. Lama.

Sutriyono Robert

Pentigraf Kiriman Bu Telly Daswatia Pentigraf Kiriman Bu Telly Daswatia Reviewed by Pak D Susanto on Minggu, Maret 10, 2024 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.